Breaking News

Wawanhati dengan Bapa Uskup Agung KAS Tentang Kaum Muda dalam Kebhinekaan Di Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali

Wawanhati dengan Bapa Uskup Agung KAS, galeri foto klik disini

Setelah acara penerimaan Sakramen Penguatan tahun 2017 di paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Boyolali, Bapa Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr mengadakan temu wawanhati dengan seluruh umat paroki Boyolali.

Acara tersebut diadakan pada hari Jumat malam tanggal 9 Juni 2017, dimana sebelum acara wawanhati dimulai diadakan terlebih dahulu Pesta Umat, dimana umat makan malam bersama dengan cara masing-masing wilayah membawa makanan mereka untuk dimakan bersama di halaman gereja. Suasana berlangsung sangat meriah dan guyup.

Acara juga dimeriahkan dengan hiburan dari penampilan penyanyi local dari kalangan umat, wayang cilik dari siswa SD Fransiskus Boyolali, koor, karate, band local, dll. Kelihatan disini Bapa Uskup sangat menikmati dan gembira menyaksikan penampilan para siswa dan umat tersebut. Setelah acara makan malam bersama selesai maka dimulailah acara silaturahmi wawanhati Bapa Uskup dengan seluruh umat paroki Boyolali.

Acara wawanhati ini diselenggarakan dengan tema “Kaum Muda dalam Kebhinekaan” dan dihadiri pula oleh Bapak Wakil Bupati Boyolali Moh. Said Hidayat, SH, Bapak Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi, dan dari kaum muda yang tampil adalah saudara Widi (putra Bp Deo Surahman, seorang yang aktif di paroki Boyolali) dan sebagai moderator adalah Bp Petrus Sarijo yang juga salah seorang aktifis paroki Boyolali.

Acara didahului pemaparan dari masing-masing narasumber baik Bapa Uskup, Bp Kapolsres, dan mas Widi mewakili kaum muda, dan sebagai gong adalah Bp Moh Said Hidayat mewakili Bapak Bupati Boyolali. Setelah itu dilanjutkan dengan acara Tanya jawab dengan segenap umat paroki. Acara ini berlangsung cukup meriah dan umatpun belum pulang sampai acara selesai.

Setelah acara selesai dilanjutkan dengan foto-foto bersama dengan Bapa Uskup secara bergantian, yang sangat disambut antusias oleh umat sampai larut malam. Saya kira Bapa Uskup cukup kecapekan menanggapi antusiasme umat, tetapi kelihatan Bapa Uskup tetap mau melayani para umat dengan senyumannya yang khas lengkap dengan kumisnya yang “ketel”.

0 Komentar